Kamis, 07 Oktober 2010

KEMAJUAN TEKNOLOGI

KEMAJUAN TEKNOLOGI

Yaaa, ini dia tugas MID Test saya ..

Di Sini saya harus membuat Artikel Tentang Kemajuan Teknologi ..

Berhubung sekarang Kompor Induksi (Induction Cooker) sedang banyak diminati orang orang, jadi saya akan membuat artikel tentang “KOMPOR INDUKSI (INDUCTION COOKER)”.

Kompor induksi adalah kompor yang bekerja akibat efek induksi yang diakibatkan oleh arus listrik yang melewati kumparan yang ada dalam kompor tersebut. Sama seperti kompor listrik biasa, kompor induksi juga menggunakan energi listrik. Perbedaannya terletak dari cara kerjanya. Kompor listrik biasa menggunakan filamen untuk menghasilkan panas, sedangkan kompor induksi menggunakan alat masak itu sendiri (panci atau kuali) untuk menghasilkan panas.

AOWA –yang menjual kompor ini– mengklaim kalau kompor ini hemat energi. Diketahui besar konsumsi energi yang digunakan untuk memasak dua liter air sampai mendidih adalah sebagai berikut:

Tipe

Waktu masak

Jumlah pemakaian

Efisiensi

AOWA Induction Cooker

7 menit

0,202 kWh

85%

Gas Cooker

8 menit

0,04 kg

50%

Electric Cooker

12 menit

0,354 kWh

47%

Lain lain

17 menit

0,236 kg

75%

Informasi ini didapat dari brosur, dan oleh karena itu tentunya tidak dapat dipercaya begitu saja. Tapi berhubung saya tidak punya data lain, saya gunakan saja data ini untuk melakukan perhitungan. Yang ingin dihitung tentunya adalah parameter yang paling dipedulikan oleh pengguna, yaitu biaya operasional.

Dari tabel diketahui konsumsi energi untuk memasak dua liter air adalah 0,202 kWh. Harga tarif dasar listrik untuk keperluan rumah tangga dengan spesifikasi 2200 VA adalah Rp 495/kWh. Maka biaya yang dikeluarkan untuk memasak air tersebut adalah sebesar Rp 495/kWh * 0,202 kWh = Rp 100.

Sekarang giliran kompor gas. Harga satu tabung Elpiji dengan kapasitas 12 kg adalah sekitar Rp 60 ribu. Dari tabel diketahui konsumsi energi adalah sebesar 0,04 kg Elpiji. Maka biaya yang dikeluarkan untuk memasak air dengan menggunakan kompor gas adalah Rp 60000/12 kg * 0,04 kg = Rp 200.

Hasil perhitungan mengatakan bahwa kompor induksi dapat menghemat biaya operasional sampai setengahnya. Tetapi tentunya hasil ini masih harus diverifikasi lebih lanjut dengan menggunakan data yang diperoleh secara independen. Hasil pencarian di Internet mengatakan bahwa kompor induksi memang lebih hemat energi dibandingkan dengan cara memasak yang lain. Wikipedia mengatakan bahwa efisiensi kompor induksi adalah 84%, tidak jauh berbeda dengan angka yang tercantum dalam brosur tersebut.

Hasil investigasi pribadi mengatakan bahwa kompor induksi adalah barang yang layak dimiliki, walaupun mungkin belum untuk menggantikan kompor gas yang dipakai saat ini. ‘Keahlian’ memasak saya hanya sebatas pada mie instan, kentang goreng dan chicken nugget , jadi keputusan untuk menggunakan kompor induksi atau kompor gas mau tidak mau harus saya serahkan kepada yang menggunakan dapur saya secara lebih serius.

Tinggal tersisa beberapa masalah. Yang paling terlihat tentunya adalah bahwa yang menjual barang ini, AOWA, bukanlah perusahaan dengan reputasi yang baik. Jika saya membeli barang yang relatif baru, tentunya saya mengharapkan layanan purna jual yang memadai. Saya tidak yakin perusahaan ini bisa memenuhi hal tersebut.

Masalah kedua adalah harganya. Di pameran tersebut, sebuah kompor induksi ganda dijual dengan harga 8 juta Rupiah. Sebagai perbandingan, hasil pencarian di Internet mengatakan bahwa kompor induksi tunggal ternyata bisa didapatkan dengan mudah seharga di bawah $100 dan bahkan ada yang di bawah $50. Jadi untuk sementara saya harus menunda dulu keinginan untuk memiliki kompor induksi sampai harganya wajar, dan sekaligus dijual oleh perusahaan dengan reputasi yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar